Ada sebuah lukisan yang
diselesaikan selama 5 hari 4 malam-sebuah lukisan pemandangan yang sangat
cantik. Si seniman ingin menunjukkan karyanya pada orang banyak, sekaligus
ingin tahu bagaimana pendapat mereka. Maka, ia meletakkan lukisannya di sebuah
jalan yang ramai. Di bawah lukisan tersebut, dia beri tulisan, "Lukisan
ini adalah karya saya. Mungkin saya telah membuat beberapa kesalahan dalam goresan,
pemilihan warna, dan sebagainya. Tolong beri tanda X pada bagian yang menurut
Anda salah." Sore harinya, si seniman kembali untuk mengambil lukisan itu,
dan dia amat terkejut melihat seluruh kanvas penuh dengan tanda X berikut
komentar-komentar pedas. Dengan sangat kecewa, si seniman pergi ke tempat guru
melukisnya. Dia merasa tidak berguna dan gagal menjadi pelukis.
Sang guru yang
bijaksana, lantas menunjukkan pada muridnya cara untuk membuktikan bahwa dia
bukan pelukis yang buruk. Guru lukis ini memintanya untuk membuat kembali
lukisan yang telah dicoret orang-orang itu. Namun kali ini, tulisan di bawah
lukisan itu berbunyi demikian, "Saudara-saudara, saya telah melukis
lukisan ini. Mungkin ada kesalahan dalam goresan, pemilihan warna, dsb. Maka
saya sediakan kanvas, sekotak kuas, dan cat. Mohon berbaik hati memperbaikinya.
Terima kasih." Sore harinya, dia kembali. Hasilnya? Lukisan itu tetap
bersih tanpa satu pun koreksi. Lukisan itu tetap ditinggalkan di sana hingga
tiga hari berikutnya, dan masih tetap bersih dari koreksi.
Pesan yang bisa kita
ambil dari cerita ini: - Mengkritik memang mudah, namun memperbaiki itu sulit.
- Jangan biarkan diri Anda hancur dan depresi hanya karena kritikan orang lain.
- Analisa kritik dengan teliti. Jika salah, jangan pedulikan. Tapi jika benar
ya harus diterima. Ambil kritik untuk memperbaiki diri.
0 komentar: