Book Review: Filosofi Teras (Henry Manampiring)

Self improvement, salah satu genre buku, atau dalam bahasa Indonesia "Pengembangan diri". Gue inget buku bergenre pengembangan diri yang gue baca pertama kali itu Chicken Soup For Teenage Soul. Inget karena setelah baca itu gue jadi semangat banget, semangat untuk praktekin apa yang dibilang buku itu di dunia gue, seakan akan semua masalah hidup yang gue hadapi bisa teratasi kalau gue menerapkan tips-tips yang ada di buku itu.
Tapi ternyata hidup tidak semudah apa yang dibilang di buku itu, masalah ngga begitu saja hilang setelah kita melakukan tips yang ada di buku, malah terkadang karena terlanjur menaruh harapan tinggi, kita jadi kecewa ketika hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
Kegagalan penerapan tips yang ada di buku Chicken Soup For Teenage Soul ngga begitu saja bikin gue trauma untuk baca buku bergenre pengembangan diri, The Secret, Communication That Works, What I Wish I Knew At 18, dan masih ada lagi buku-buku pengembangan diri yang gue baca dengan tujuan meningkatkan kualitas diri gue.
Tapi lagi-lagi, ngga segampang itu ternyata, gue yang ngga pede an kalau harus ngomong di depan umum ini ternyata ngga begitu saja lancar setelah baca Communication That Works, atau gue ngga bisa mengubah kebiasaan gue begitu saja dengan berpikir positif seperti yang ada di The Secret. 
Setelah beberapa buku itu gue jadi males baca buku perkembangan diri, sempat pesimis juga ketika ada temen baca buku pengembangan diri dan bilang buku itu bagus. Like "yea, it's not that easy dude"
Cukup lama merasa pesimis sama buku pengembangan diri, dari masih kuliah sampe udah kerja beberapa tahun.
Kemudian... di 2020, tertarik untuk baca Filosofi Teras. Buku ini sebenernya udah terbit dari 2019, dan gue pun udah lama berniat untuk baca buku ini, tapi ya itu tadi, maju mundur karena ini buku pengembangan diri.
Dari judulnya udah bikin penasaran sih, kok filosofi teras, teras kan ubin, emang apa yang mau diteladani dari ubin? Belum lagi tagline buku ini "Filsafat Yunani-Romawi Kuno Untuk Mental Tangguh Masa Kini" jadi gimana? mental tangguh masa kini tapi pake metode zaman yunani-romawi? Metode baru yang mutakhir aja belum tentu bisa buat mental tangguh, ini metode zaman kapan tau.
Belinya pun ngga terencana sebetulnya, gue yang saat itu diminta teman untuk nemenin dia beli buku tau-tau aja ngambil buku itu. Huwaw....
Kalau dari segi ukuran, buku ini termasuk berukuran kecil dibanding buku-buku yang gue punya dirumah, dan fontnya juga lebih kecil, untuk orangtua yang matanya mulai susah ngeliat dekat mungkin kesel ya sama font yang kecil ini.
Yang membedakan buku Filosofi Teras dengan buku pengembangan diri yang lain adalah buku ini ngga menuntut kita harus ini  itu supaya kita bisa lebih pede, lebih kuat, lebih kaya (?). Justru di buku ini kaya dikasih pemakluman sama apa yang ngga dapat kita raih, bahwa ada hal yang dapat kita kontrol dan ada yang tidak, dan hal yang gabisa di kontrol itu ya gabisa diapa apain, mau misuh-misuh pun cuma akan membuat keadaan lebih buruk, lebih baik kita alihkan energi untuk hal-hal yang masih ada dalam kendali, yang masih kita kontrol. 
Ngga cuma itu, ada yang lain lagi, tapi untuk saat ini, yang paling gue inget dan juga paling berguna ya yang tadi itu.
So, is it worth to read? Yes, its worth to read, tapi seperti biasa, efek yang dapat dirasa ya kembali lagi ke individu masing-masing. Apakah mereka mau untuk konsisten menerapkan apa yang ada di buku ini dalam kehidupan mereka?