Untuk Aku DIkala Itu

Jadi ada sebuah postingan twitter, gambar kaya gini sih kurang lebih, udah lumayan lama itu postingannya, jadi tadi pas nyari lagi gambarnya udah gaada, kalau disitu, pil birunya bisa membawa kita ke umur 10 tahun dengan ingatan yang kita punya sekarang.

Ada yang milih pil biru karena it's gonna be awesome gasih? bisa kembali ke umur 10 tahun dengan ingatan yang kita punya sekarang, tau apa yang harus diperbuat, intinya sih, memperbaiki masa lalu.

Ada yang pilih pil merah, dengan alasan terlalu capek untuk ngejalanin masa lalu lagi, dan kalaupun kembali lagi, belum tentu di umur 45 tahun bisa punya uang miliaran dolar.

Kalo gue? Gue lebih milih pil biru sih, karena kayanya banyak hal-hal yang gue lewatkan di masa itu. Huhu. But, since life doesnt work that way, gue akan ngasih nasehat ke gue di umur anak sekolah itu, nasehat apa?

1.Mereka emang anak keren, tapi gausah mencoba terlalu keras untuk diterima disana.

Ada kesalahan fatal gue di masa sekolah dulu, yaitu gue suka berusaha keras untuk diterima dalam sebuah lingkup pertemanan, pokoknya mencoba segala hal supaya dianggap sama mereka. Ngga sampe ngelakuin hal ekstrim sih, paling ngikutin mereka kemana mereka pergi, ikut nimbrung obrolan mereka, pada akhirnya, apakah gue dianggap sebagai salah satu anggota geng mereka? ngga, yang ada capek, karena ngga pernah dianggap. Bayangin deh, lu mencoba nimbrung obrolan mereka, tapi pendapat lu ngga dianggap, bahkan kalau lu ada, mereka ngomongnya bisik-bisik. Just dont do that Han.

2. Idealismu itu bikin kamu gapunya temen

Belajar dari pengalaman berusaha masuk ke lingkup pertemanan yang berujung mengecewakan sebelumnya, gue pun berhenti berusaha untuk diterima di suatu circle atau geng lah nama keren pada masa itu. Gue jadi orang yang sebodo amatan, bahkan kalau gue udah gasuka sama orang, gue gamau sekelompok belajar sama dia, walaupun udah diajak buat join kelompok mereka. It's soooooo wrong Han, kalau saja waktu itu kamu mengiyakan ajakan mereka untuk sekelompok atau bahkan main bareng, mungkin masa-masa itu bisa lebih berwarna, ngga hanya dihabiskan dengan sekolah-pulang, sekolah-pulang. Ah those memories.

3. Kamu khawatir mulu kenapa sih?

Worries takes you nowhere. Ketika lu khawatir dengan apa yang terjadi besok, banyak momen yang terlewat di hari itu, ujung-ujungnya apa yang kamu khawatirin akan datang juga, ngga bisa dihindari, tapi akan berlalu juga dengan sendirinya, dan kamu ngga dapet apa-apa. At least do something, enjoy the moment, than worrying over lots of things.

4. Kamu bisa ambil pelajaran dari mana aja, termasuk dari orang yang kamu gasuka

Makin dewasa gue rasa, kita lebih toleran dalam hal pertemanan, errrr, gimana yak, gue juga bingung sih sebenernya ngomongin hal ini. Contohnya, di zaman sekolah, orang yang tetap berteman dengan orang yang ngga dia suka dicap sebagai orang yang munafik, tapi ketika dewasa, kita bisa-bisa aja gasuka sama orang, tapi tetep temen temenan sama mereka, apakah itu munafik? ngga juga. Kenapa?
Makin dewasa kita makin sadar kalau setiap orang punya kekurangan dan kelebihan, kita gabisa ngejauhin atau menilai seseorang hanya dari satu kekurangan dia, every people have their own experience, dan kita bisa ambil pelajaran dari apa yang mereka alami. It's totally fine.

5. Listen, because people love to talk

Ngga ada orang yang gasuka ngomong, mau mereka mencap diri mereka introvert, it wont change those thing.
Semua orang suka berbicara, ngobrol ngalor ngidul, kalau sampai dia jadi orang yang pendiem ketika deket sama lu, itu artinya dia belom percaya sama lu. All you have to do is listen to them, kalo orang udah mulai cerita masalah pribadinya kaya keluarga, diri mereka gimana, artinya lu udah jadi orang yang mereka percaya, nantinya akan banyak info yang lu dapet.

Ya begitulah secara garis besar, kalau di masa remaja gue tau hal itu mungkin gue akan jadi...
ya gatau juga sih jadi apaan, tapi paling ngga jadi lebih bisa menikmati hidup kali ya.

0 komentar:

Posting Komentar