please

Hey, long time no see. Lot of things happen out there.
Mulai dari dunia kuliah. Kayanya emang dunia kuliah makin kesini makin keras ya, terutama dosennya. Dosen-dosen baik yang kalem kalem aja ditaro di semester awal. Untuk perkenalan juga mungkin. Dan makin kesini sikap dosen-dosennya makin-makin aja. Salah satu bentuk kekejaman dosen yang gue alami adalah dosen yang suka ngasih kritik dan sebagai contoh buruknya adalah mahasiswa itu sendiri. Iya gue. Mungkin salah gue juga kali ya. Gue termasuk orang yang demam panggung, masih ngga pd kalo harus ada di depan kelas, dan itu adalah masalah yang SANGAT BESAR, terutama kalo profesi yang lo incer mengharuskan lo berdiri di depan kelas, jadi guru. Dan gue sadar akan hal itu, gue mau berubah. Tapi entah kenapa setiap kali gue mau berubah ada aja dosen yang mengkritik penampilan gue di depan. Sebagai pembelajaran buat kita semua katanya. Tapi gue ngga suka sama cara mereka yang kaya gitu, gue ngga suka dijadiin contoh buruk yang gagal. Dan seringnya dosen itu mengkritik saat gue masih dalam keadaan presentasi, masih di depan kelas, which is gue harus nerima kritikan dosen dan berhadapan juga sama tatapan mata satu kelas yang seolah ngomong "goblok banget sih lu". Seriously, ini ngga enak banget. Padahal kan dosen itu bisa nunggu gue selesai presentasi dulu dan cari objek lain untuk dijadikan contoh, atau kenapa mereka ngga bisa ngasih kritik secara langsung aja sama mahasiswanya? ngga di depan teman-temannya juga bisa kan. Membangun ngga, bikin minder iya. Apa karena mereka fikir kita mahasiswa yang udah dengan pemikiran dewasa dan bisa nerima kritik dengan gampangnya kali ya? Dan kebiasaan overthinking ini. Ya Tuhan, rasanya pengen banget ngilangin kebiasaan ini.
Tapi emang sih selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari setiap cerita. At least, dari pengalaman gue diatas, seandainya gue jadi guru nanti gue akan berusaha untuk ngga ngejelekin murid gue di depan temen-temennya nanti. Dan tolong banget, bantuin gue, bantu doa udah cukup kok. Bantuin  gue untuk bisa ngelewatin semua ini, karena sampai saat ini gue masih gatau apa gue bisa menghadapi semuanya atau ngga.