Saya Takut Berdoa

Potongan kejadian masa kecil itu masih sering berputar di kepala, terutama di tengah malam, dikala hingar bingar kehidupan mulai temaram, kesendirian mulai menyergap, banyak yang menyebutnya midnight thoughts. 

Saya yang saat itu masih kecil (lupa sudah masuk sd atau belum) membangunkan ibu saya, minta dia menemani saya ke kamar mandi untuk wudhu karena lupa belum sholat isya. Anak sekecil itu, sudah mengerti kewajibannya, orangtua nya pastilah bangga, Tuhan harusnya senang.

Potongan adegan lain muncul, disaat orangtua saya mengurus proses cerainya, ingatan saya memang tidak begitu detail, masih samar-samar, tapi saya ingat saat itu ibu membawa saya bolak balik ke gedung pengadilan, saya ingat dia berteriak histeris di kantornya, saya ingat rekan kerjanya melarang saya ke kantor, mungkin mereka tidak mau saya melihat ibu saya yang histeris.

Di perjalanan pulang, saya berdoa, saya berdoa agar mereka tidak bercerai, agar semuanya baik baik saja, saya bahkan berjanji pada Tuhan agar selalu sholat 5 waktu jika doa tersebut terkabul.

Beberapa waktu kemudian, kami pindah rumah, tanpa ayah saya. Doa saya tidak terkabul, doa anak kecil yang rela melawan ketakutannya di malam hari untuk menunaikan sholat ternyata tidak dikabul. Saya bingung, apa yang salah dari diri saya? Apa yang saya lakukan sampai Tuhan tidak mau mengabulkan doa saya?

Butuh waktu lama sampai saya bisa percaya bahwa Tuhan masih ada buat saya, bahkan sampai sekarang pun ketakutan itu masih ada, saya takut berdoa.

Ya Allah, tolong saya agar tidak lagi ada ketakutan untuk berdoa kepada Mu.