Waktu SMP gue pernah
ikut ekskul masak, ekskul baru pada waktu itu. Kegiatan di ekskul ini selain
masak adalah jualan hasil masakan yang keuntungannya kemudian akan digunakan
untuk membeli bahan masakan lain. Nah yang unik adalah nama ekskul ini,
"Life Skill". Waktu itu gue ngga terlalu ambil pusing sama nama
ekskul ini, cuma sekedar heran aja. Lulus SMP, rasa heran gue bukannya
berkurang malah makin bertambah, apalagi ketika ngobrol sama temen SMA tentang
ekskul semasa di SMP, ekskul masak-masakan gue ini termasuk unik.
Life = hidup, skill =
keterampilan. Keterampilan hidup? Jadi memasak adalah sebuah keterampilan
hidup. Masuk akal. Lalu timbul pertanyaan lain. "Apakah keterampilan hidup
terbatas hanya pada masak-memasak?". Tentu aja jawabannya
"tidak". Ya, semakin banyak kegiatan yang gue ikutin, semakin gue
sadar bahwa keterampilan hidup itu banyak banget, walaupun emang ngga semua
keterampilan tersebut akan kita gunakan di waktu yang bersamaan. Dan ngga
sedikit keterampilan yang kita anggep sepele ternyata bisa menyelamatkan hidup
kita.
Contohnya kemarin waktu gue
ikut kegiatan pramuka, di salah satu pos gue diminta untuk membuat origami,
sebuah keterampilan melipat kertas yang sebagian besar kita mungkin menganggap
hal ini cuma hal iseng. Atau mungkin keterampilan untuk kepo? iya kepo, istilah
untuk orang yang mau tau segala hal. Biasanya orang kepo ini akan punya banyak
informasi, dan informasi yang didapat ini juga bukan sampah. Di beberapa
kesempatan, sifat kepo gue berguna untuk menghidupkan suasana karena ada terus
topik yang akan dibahas. Yang jelas life skill itu banyak banget.
Permasalahannya adalah banyak
lifeskill yang harus kita pelajari, tapi sedikit waktu yang tersedia. Well,
justru disitu kan tantangannya? bagaimana kita memaksimalkan waktu yang
seminimal mungkin untuk dapat mempelajari life skill sebanyak mungkin.
0 komentar: