God didn't ask you to success, God ask you to try

Malam terakhir gue KKN diisi dengan kesan pesan sama anggota KKN lainnya, semacam truth or dare tapi kita cuma ambil truth nya aja. Harusnya sih acara truth or truth ini diikuti sama kesepuluh anggota KKN, tapi ternyata kegiatan kita di hari terakhir cukup melelahkan sehingga cowo-cowonya pun nyerah dan lebih memilih buat istirahat (lemah sekali kalian yah). Di kamar yang tidak ada lampunya, kami para wanita pun melanjutkan rencana awal untuk melakukan sesi truth or truth di malam terakhir. Satu persatu dapet giliran sampai tibalah saat mereka mengatakan pesan kesannya tentang diri gue. Jeng jeng jeng jeng.....

"Hana itu orangnya cuek, cool, dingin. Sumpah deh kalo lu cowo gue udah naksir kali sama lu"
Okey, masih aman. Yang dia gatau adalah gue taurus yang bisa adem ayem diluar padahal di dalemnya mah panik panik juga. Hahaha.

"Hmm... Apa yah.... gaada kayanya, kesan gue sama lo sih biasa biasa aja Han"
Okey.

"Jangan lupa mandi ya Han"
Fakyu breee. Hahaha

"Hana tuh sering bilang gabisa duluan, padahal belom juga dicoba"

Jegeeeeer! Kalimat yang udah kaya petir di siang bolong. Sebenarnya sih ngga terlalu mengejutkan karena gue sadar kalo diri gue kaya begitu, tapi denger orang lain yang ngomong itu rasanya lebih gimanaaa gitu. Tapi emang ya pribahasa sepandai pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga itu benar adanya. Gue sadar kalo diri gue itu terlalu cupet, bukan sekali dua kali gue melewatkan sebuah kesempatan karena udah takut duluan, tapi bukannya mendorong diri untuk lebih berani, gue justru malah menciptakan alasan-alasan yang membuat kekhawatiran gue jadi masuk akal. Gue juga membuat alasan ini dengan sematang mungkin supaya ketakutan gue ngga tercium, tapi tetep aja ada yang bisa ngeliat. Hahaha.

Terus gimana cara memperbaiki keadaan ini? Mungkin kalo kata sebuah brand olahraga dengan logo centrang "Just Do It". Iya, lakuin aja dulu, masalah nanti bakal babak belur ya itu urusan nanti because God didn't ask you to success, God ask you to try!

Movie Review: Tomorrowland

Another science fiction movie, Tomorrowland. Film ini adalah film keluaran tahun 2015 yang bercerita tentang seorang remaja yang agak bandel, tapi ternyata dia ini dapat mengubah masa depan menjadi lebih baik. Jadi awalnya si remaja bernama Casey ini menemukan sebuah pin yang dapat membuat dia melihat masa depan dengan hanya memegang pin tersebut, dan karena pin ini emang dirancang khusus buat Casey, jadi ketika dia cerita ke orang lain pun ngga ada yang percaya karena pin ini ngga berefek apa-apa buat mereka, jadilah Casey seorang diri mencari tahu tentang pin tersebut. Usaha pencarian info tentang pin itu mengantarkan Casey pada robot perempuan yang  penampilannya anak kecil bernama Athena, si robot ini datang ketika Casey diserang sama robot lain yang emang udah nunggu kedatangan orang pilihan macam Casey ini. Disinilah petualangan Casey dimulai. Dari Athena, Casey akhirnya bertemu sama om-om bernama Frank yang dapat mengantarkan Casey pergi ke masa depan yang ternyata tidak sebagus yang ditampilkan ketika Casey memegang pin.

Gue senang nonton film yang menceritakan masa depan, seru aja bagaimana mereka menggambarkan masa depan, ada yang menggambarkan masa depan itu lebih rapi, bersih, tertata, dengan teknologi yang tentunya lebih canggih daripada teknologi saat ini, tapi ada juga film yang menggambarkan masa depan itu suram, peperangan, wabah penyakit, bencana alam, dan sebagainya. Nah, kalau film tomorrowland ini gabungan keduanya, masa depan yang suram dan gemilang. Apakah gue suka dengan film tomorrowland ini? Dibilang suka sih ngga terlalu, karena dari bagian cerita kok kaya ada yang kurang, tapi gue cukup menikmati film ini terutama untuk visual yang disajikan pada film ini. Ada cuplikan percakapan dari film ini yang berkesan menurut gue, nih coba liat gambarnya ajadeh

Aku... grogi

"Ibu minta satu orang maju ke depan untuk membantu ibu memotong kue ini, coba Zahra maju ke depan"

Zahra pun dengan sedikit malu dan takut maju ke depan kelas, keringat bercucuran dari dahinya, padahal cuaca saat itu tidak begitu terik dan lagipula ada 2 kipas angin di dalam kelas, dan salah satunya ada di depan, dekat dengan Zahra. Melihat hal tersebut teman sekelas Zahra pun meledeknya. "Dih, kaya abis disuruh lari aja sampe keringetan gitu. Huuuuu". Ledekan itu sempat membuat Zahra tersenyum, senyum kecut, sementara keringat makin deras mengalir.

Cerita diatas adalah kisah yang gue alamin ketika gue sedang membantu teman yang sedang penelitian. Pada tau dong kenapa Zahra keringetan gitu ketika berada di depan kelas. Yap, Zahra grogi. Sedikit cerita tentang Zahra, dia ini murid di kelas 4 tempat gue dan beberapa teman penelitian, tapi emang Zahra agak berbeda dengan murid yang lain, dan perbedaan ini bisa langsung diketahui orang yang baru ketemu sama Zahra karena perbedaan yang Zahra punya terletak pada fisiknya, mata Zahra tidak seperti teman sekelasnya atau tidak seperti kebanyakan orang, sehingga sering teman-teman meledeknya dengan sebutan "mata juling". Masalahnya adalah Zahra terpengaruh oleh ledekan teman-temannya ini, sehingga Zahra sering minder dan grogi.

Tapi dari kasus tersebut kita gabisa menyalahkan Zahra sepenuhnya, mungkin gaada yang memberitahu Zahra kalau menjadi berbeda itu bukan suatu hal yang buruk, bahkan respon guru kelas Zahra waktu ngeliat Zahra keringetan gitu malah ketawa loh, ya emang sih gue tau maksudnya bercanda, tapi entahlah gue gasuka aja.

Kalau masalah grogi saat di depan, ehmm, jangankan Zahra yang agak berbeda, gue yang secara fisik masuk kategori normal aja sering kok grogi kalau disuruh bicara di depan umum, efeknya semua yang udah kita rencanakan untuk di kemukaan di depan jadi berantakan, cuma karena satu hal yang namanya grogi atau dengan kata lain "kurangnya penguasaan diri saat berada di depan publik".

Ketika gue SD dulu, segi akademik adalah segalanya, nilai di atas kertas itu satu-satunya patokan untuk naek kelas, yang lain? ngga penting. Mungkin, hal tersebut yang membuat gue menjadi anak yang grogian saat berada di depan publik, waktu SD gaada yang nyuruh gue untuk berani, yang penting nilai diatas 80. Padahal penting sekali untuk menanamkan sikap berani ini sedini mungkin, coba deh kalau misalkan ada orang pinter, baik, jujur tapi dia ga berani mengemukakan gagasannya, ya gagasan dia jadinya akan hanya sebatas gagasan, tanpa eksekusi.

Dan yang perlu diingat adalah bahwa keberanian tidak datang begitu saja, butuh berkali-kali bahkan bisa beratus kali latihan, puluhan nasihat, sampai kita bisa betul-betul bisa menguasai diri di depan publik dimanapun, kapanpun, dalam kondisi apapun. Karena apa? Ketika lo grogi, maka lo membiarkan audience mempengaruhi lo, tapi ketika lo bisa menguasai diri, maka lo udah menguasai audience juga, walaupun kalau materi lo ngga berbobot, mungkin di akhir audience akan mikir juga sih kalo omongan lo ga guna, tapi at least lo udah bisa menguasai audience saat di panggung.

Menjadi Pribadi yang Menyenangkan

Dari sekian banyak teman yang pernah jadi teman sebangku gue sejak SD sampe SMA ada satu teman sebangku yang gue bersyukur banget bisa sebangku sama dia, walaupun emang gue yang lambat kali ya, justru gue malah baru nyadar punya temen sebangku yang "beda" baru beberapa tahun setelah gue duduk di bangku kuliah. Beda disini maksudnya bukan dia bisa ngeliat makhluk astral atau kemampuan aneh lainnya ya, ya dia emang punya sebuah kemampuan, kemampuan yang dia sendiri mungkin ga sadar kalo dia punya.

Oke, mungkin biar ngga kepanjangan kita kasih inisial aja ya, jadi sekarang kita akan sebut teman sebangku gue ini dengan sebutan N. Untuk deskripsinya, pertama, si N ini perempuan (gue juga belom pernah punya teman sebangku cowo sih), cantik? dibilang cantik banget kaya artis artis sih ngga, tapi dibilang dibawah rata-rata ya ngga juga, dan kita punya kesamaan, sama-sama kelahiran tahun 95 (kalo di angkatan gue 95 itu lebih muda setahun dibanding kebanyakan yang lain), dan suku orang tua kita sama. Lalu apa bedanya?

Bedanya si N ini adalah sosok orang yang menyenangkan, tapi menyenangkan disini bukan dia selalu ngelawak. Pokoknya orang yang baru kenal sama dia pun bisa langsung akrab sama dia, lalu si N ini juga selalu bisa melihat sisi positif dari sebuah peristiwa, ya emang sih banyak juga orang yang bisa begini tapi dia itu beda deh. Dulu gue pernah ngedumel kalo gasalah masalah pelajaran, jadi dulu gue pernah punya guru yang mungkin kalian pernah ngalamin juga, guru ini pinter, pinter banget, tapi cara penyampaiannya dalam mengajar kurang baik, entah tulisannya yang ngga jelas atau omongannya yang juga ga jelas, pokoknya udah terkenal deh kalo guru ini yang ngajar paling anak-anak barisan depan doang yang ngerti. Nah, ceritalah gue sama si N tentang ketidaksukaan gue sama guru ini, tapi salutnya gue dia malah bisa ngebales curhatan gue dengan becandaan, becandaan positif tentunya, yang berujung kita berdua ngetawain becandaanya si N ini, curhat gue ga didengerin, tapi gue ga merasa tersinggung sama sekali. Kemungkinan sih si N ini gasuka ngomongin kejelekan orang, tapi dia gaenak juga kalo ngga nanggepin gue, jadi diapun membuat bahasan lain yang bisa mengalihkan pembicaraan.

Udah sih segitu aja cerita hari ini, mungkin ada yang berpendapat "ah, orang kaya gitu mah banyak", tapi kalian kan ngga ngalamin langsung, tapi ya bebas sih kalian mau berpendapat gimana. Hehe. Selamat malam dan juga lupa untuk mencoba menjadi pribadi yang menyenangkan agar dikenangnya juga enak. Salam super~

Movie Review: The Prestige

The prestige! one of my favourite movie. The prestige adalah sebuah film yang disutradarai sama om Nolan, dan harus gue akui sampai saat ini film-filmnya om Nolan yang udah gue tonton selalu badhaai, cadas. Gue lupa kapan pertama kali nonton the prestige, sekitar smp akhir atau sma awal, yang gue inget gue nonton film ini di salah satu saluran televisi swasta, dan film ini adalah film pertama yang gue catet judulnya untuk gue tonton lagi, ya you know lah kalo di tv suka ada yang dipotong. Film ini adalah film keluaran tahun 2006, dengan pemeran utama Hugh Jackman dan Christian Bale. Ceritanya tentang persaingan di dunia sulap gitu, semakin menarik karena dengan nonton ini maka ada beberapa trik sulap yang bisa kita tahu. Film tentang sulap? Kaya Now You See Me dong? Yaaa, bisa jadi sih, gue sendiri pas nonton Now You See Me jadi keinget sama The Prestige ini.  Bagi beberapa orang mungkin film The Prestige ini mungkin agak membosankan di pertengahan, tapi endingnya bener-bener dah, cetarrrr.

Kuliah Kerja Nyata (Part 2)

Kita selesai membersihkan rumah saat hari udah mulai gelap, baru istirahat sebentar, adzan magrib udah berkumandang. Niatnya sih kita mau mandi kemudian solat karena badan udah lengket, tapi masalahnya adalah air yang keluar sangat amat sedikit, ngga ada 1/3 isi kolam. Kami pun mengambil sebuah keputusan untuk mencari tempat sholat di mushola terdekat, kalau memungkinkan ya mandi juga di mushola, sementara air yang ada di kolam hanya boleh dipergunakan untuk kebutuhan darurat seperti buang air.

Nah, ketika mencari mushola ini kita berpencar jadi 3 kelompok supaya ngga kelamaan nunggunya, dan bodohnya adalah kelompok gue nyasar. Sumpah serem juga sih nyasar di tempat baru yang jalanannya itu gelap banget ngga ada lampu jalan, untungnya di perjalanan kita bertemu sama sekelompok anak perempuan yang mau berangkat ngaji, mereka bukan cuma nunjukkin jalan ke mushola, tapi mereka bahkan nemenin kita sampe ke mushola, kalau yang gue tangkep dari kejadian ini sih mereka termasuk welcome sama orang baru. Alhamdulillah.
     
Sejujurnya ketika gue tau bahwa tempat KKN gue di Banten yang jaraknya ngga jauh-jauh amat dari Jakarta gue agak pesimis. Gue takut  mereka ngga excited sama keberadaan anak KKN ini, takutnya apa yang kita bawa mereka udah tau, atau bahkan gue takut orang disini sama kaya orang Jakarta yang sebagian besar individualis. Tapi ternyata perkiraan gue salah besar, dari hari pertama bahkan udah ada anak-anak yang dateng ke homestay kita, mau kenalan, mau main sama kita. Dan ngga cuma anak-anaknya, malah hampir sebagian besar warga welcome banget. Hari ke 2 kita diundang ke acara maulid nabi di desa itu dan pulangnya kita dibekelin banyak banget makanan.


Hari pertama dan kedua kita gunakan untuk merancang program yang akan kita jalankan selama sebulan, kita survey untuk mengetahui apa yang kira-kira dibutuhkan disini. Gue jadi inget omongan temen gue sebelum KKN kalau dia banyak gabutnya karena satu desa di handle sama 3 kelompok, tapi ternyata apa yang gue alamin disini beda banget. Ya emang dalam satu desa ada 3 kelompok, tapi masalahnya kelompok gue dengan 2 kelompok lain tinggalnya berjauhan, bisa 30 menit kalau jalan kaki. Jadilah akhirnya masing-masing kelompok menjalankan programnya tanpa bantuan kelompok lain, ya ada sih yang program 3 kelompok, tapi itu pun cuma program besar yang butuh dana ngga sedikit.
     
Kesan gue selama KKN? Capek tapi seru. Yang awalnya gue takut kekurangan program, ujungnya malah kita kelebihan program, sedikit banget waktu buat santai. Jadwal pelaksanaan program sih udah ada, tapi diluar jadwal itu ada aja kegiatan lain, tapi alhamdulillah, dengan mereka meminta bantuan, memberi kita pekerjaan begitu kan berarti mereka percaya sama kita. Tapi di tengah kesibukan kegiatan kita juga menyempatkan diri untuk liburan dooooong, karena disana deket sama pantai, kita pun memutuskan untuk liburan ke pantai. Yuhuuuuu. Lebih seru lagi karena untuk bisa ke pantai kita harus naek angkot dan untuk bisa naek angkot kita harus ke jalan besar dulu, dan karena dari homestay kita ke jalan besar itu ngga ada angkot kita kesana dengan menumpang mobil losbak, sumpah seru abeeez.
Liburan dulu bree


Oh iya udah jauh gini gue baru inget kalo gue belom nyeritain tentang kelompok gue. Jadi awalnya gue agak males buat KKN periode ini bahkan sempet berpikir untuk mengundurkan diri (gue bahkan udah bikin surat pengunduran diri). Ada beberapa faktor yang bikin gue males, ya karena temen gue banyak yang ngga ikut kkn ini lah, jurusan yang menyarankan untuk KKN semester depan aja karena kalau semester ini KKN mengambil waktu kuliah, sampe temen sekelompok yang bener-bener asing. Tapi akhirnya gue memutuskan untuk KKN. Que sera sera. Dan semakin dijalanin gue malah semakin bersyukur diketemukan dengan teman sekelompok gue, semuanya membawa hawa positif, mereka mengingatkan tapi tidak sampai memaksa. Ngga ada yang egois, pokoknya selama sebulan kita bener-bener kaya keluarga.
     
Hari yang dinantikan pun tiba, hari terakhir gue KKN, pulang-pulang kulit menghitam dan celana jadi kedodoran karena gue kurusan. Dari sana kita dikasih oleh oleh rambutan sama warga, dan tentunya pengalaman yang tak terlupakan. Oh iya btw masalah air masih ngga terpecahkan sampe akhir. Iya, selama sebulan kita mandi di mushola dan nyuci di sungai :')
Sebelum pulang main-main dulu di sungai yang sudah berjasa ini.

Salah satu program KKN