Aku... grogi

"Ibu minta satu orang maju ke depan untuk membantu ibu memotong kue ini, coba Zahra maju ke depan"

Zahra pun dengan sedikit malu dan takut maju ke depan kelas, keringat bercucuran dari dahinya, padahal cuaca saat itu tidak begitu terik dan lagipula ada 2 kipas angin di dalam kelas, dan salah satunya ada di depan, dekat dengan Zahra. Melihat hal tersebut teman sekelas Zahra pun meledeknya. "Dih, kaya abis disuruh lari aja sampe keringetan gitu. Huuuuu". Ledekan itu sempat membuat Zahra tersenyum, senyum kecut, sementara keringat makin deras mengalir.

Cerita diatas adalah kisah yang gue alamin ketika gue sedang membantu teman yang sedang penelitian. Pada tau dong kenapa Zahra keringetan gitu ketika berada di depan kelas. Yap, Zahra grogi. Sedikit cerita tentang Zahra, dia ini murid di kelas 4 tempat gue dan beberapa teman penelitian, tapi emang Zahra agak berbeda dengan murid yang lain, dan perbedaan ini bisa langsung diketahui orang yang baru ketemu sama Zahra karena perbedaan yang Zahra punya terletak pada fisiknya, mata Zahra tidak seperti teman sekelasnya atau tidak seperti kebanyakan orang, sehingga sering teman-teman meledeknya dengan sebutan "mata juling". Masalahnya adalah Zahra terpengaruh oleh ledekan teman-temannya ini, sehingga Zahra sering minder dan grogi.

Tapi dari kasus tersebut kita gabisa menyalahkan Zahra sepenuhnya, mungkin gaada yang memberitahu Zahra kalau menjadi berbeda itu bukan suatu hal yang buruk, bahkan respon guru kelas Zahra waktu ngeliat Zahra keringetan gitu malah ketawa loh, ya emang sih gue tau maksudnya bercanda, tapi entahlah gue gasuka aja.

Kalau masalah grogi saat di depan, ehmm, jangankan Zahra yang agak berbeda, gue yang secara fisik masuk kategori normal aja sering kok grogi kalau disuruh bicara di depan umum, efeknya semua yang udah kita rencanakan untuk di kemukaan di depan jadi berantakan, cuma karena satu hal yang namanya grogi atau dengan kata lain "kurangnya penguasaan diri saat berada di depan publik".

Ketika gue SD dulu, segi akademik adalah segalanya, nilai di atas kertas itu satu-satunya patokan untuk naek kelas, yang lain? ngga penting. Mungkin, hal tersebut yang membuat gue menjadi anak yang grogian saat berada di depan publik, waktu SD gaada yang nyuruh gue untuk berani, yang penting nilai diatas 80. Padahal penting sekali untuk menanamkan sikap berani ini sedini mungkin, coba deh kalau misalkan ada orang pinter, baik, jujur tapi dia ga berani mengemukakan gagasannya, ya gagasan dia jadinya akan hanya sebatas gagasan, tanpa eksekusi.

Dan yang perlu diingat adalah bahwa keberanian tidak datang begitu saja, butuh berkali-kali bahkan bisa beratus kali latihan, puluhan nasihat, sampai kita bisa betul-betul bisa menguasai diri di depan publik dimanapun, kapanpun, dalam kondisi apapun. Karena apa? Ketika lo grogi, maka lo membiarkan audience mempengaruhi lo, tapi ketika lo bisa menguasai diri, maka lo udah menguasai audience juga, walaupun kalau materi lo ngga berbobot, mungkin di akhir audience akan mikir juga sih kalo omongan lo ga guna, tapi at least lo udah bisa menguasai audience saat di panggung.

0 komentar:

Posting Komentar